REFLEKSI HAJI 2025 & Transformasi Besar Arab Saudi

  • MAQDIS
  • Aa Herdiansyah
  • 40
...

Tahun 2025 menjadi babak baru dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji dunia. Banyak masyarakat Indonesia tersentak dengan fakta bahwa visa furoda tak lagi tersedia. Sejumlah tokoh dan jamaah gagal berangkat ke Tanah Suci. Di tengah hiruk-pikuk kritik dan kekecewaan, ada satu fakta besar yang sering luput dari sorotan: Arab Saudi sedang mengalami revolusi dalam pengelolaan haji dan negerinya sendiri.

Genderang "Bela-Beli Saudi" Telah Ditabuh

Tahun 2025 menjadi babak baru dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji dunia. Banyak masyarakat Indonesia tersentak dengan fakta bahwa visa furoda tak lagi tersedia. Sejumlah tokoh dan jamaah gagal berangkat ke Tanah Suci. Di tengah hiruk-pikuk kritik dan kekecewaan, ada satu fakta besar yang sering luput dari sorotan: Arab Saudi sedang mengalami revolusi dalam pengelolaan haji dan negerinya sendiri.

Visi Saudi 2030: Dari Ladang Minyak ke Magnet Dunia Islam

Di bawah panji Vision 2030, Kerajaan Saudi berambisi melepaskan diri dari ketergantungan minyak bumi. Sektor pariwisata religi, termasuk haji dan umrah, kini menjadi tulang punggung ekonomi baru.

Kawasan 8 km dari Masjidil Haram dibongkar total. Ratusan bangunan tua diratakan, diganti gedung-gedung tinggi modern: hotel bintang lima, hunian pintar, infrastruktur digital. Semua didesain untuk mengubah Mekkah menjadi kota suci modern berkelas dunia.

Tata Kelola Haji Kini Murni di Tangan Saudi

Kini, kendali penuh pelaksanaan haji ada di tangan Arab Saudi, melalui syarikah atau perusahaan lokal yang ditunjuk. Beberapa hal penting:

Visa furoda dan jalur tidak resmi dihapus total.

Semua jamaah haji harus punya visa resmi dan kartu digital Nusuk sebagai izin sah memasuki Arafah-Muzdalifah-Mina.

Negara pengirim, termasuk Indonesia, tidak lagi bisa memakai sistem lama. Semua dikunci oleh sistem digital Saudi.

Saudi Tegas: Tak Ada Ampun untuk Haji Ilegal

Pemerintah Saudi benar-benar serius memerangi haji ilegal. Hukuman yang diberlakukan sangat tegas:

Denda hingga 500 juta rupiah

Deportasi langsung

Blacklist masuk Saudi selama 10 tahun

Mukimin (WNI di Saudi) tak bisa lagi "nyambi" sebagai petugas liar. Semua tenaga kerja haji harus terverifikasi, tersertifikasi, dan tercatat di sistem resmi Nusuk. Jalur belakang ditutup rapat. Sangat disiplin.

Fakta Lapangan: Siapa yang Jalan Kaki, Siapa yang Sabar?

Beredar video viral jamaah jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, seolah-olah tak ada transportasi. Saya ada di sana. Saya melihat langsung.

Bus tersedia, nyaman, dan ber-AC.

Jamaah jalan kaki umumnya adalah mereka yang tak sabar menunggu giliran.

Saya sendiri naik bus dari Subuh dan baru sampai tenda Mina sekitar jam 1 siang.

Totalnya: 3 juta jamaah harus berpindah serentak — ini logistik tingkat dewa!

Kalau pertandingan bola timnas dengan 80 ribu penonton saja macet sampai jam 2 pagi, bayangkan skala haji.

Catatan Kritis: Petugas Haji Indonesia Perlu Pembaruan Serius

Transformasi Saudi menghadirkan cermin bagi kita: sudah siapkah kita?

Saya melihat sendiri perbedaan mencolok di lapangan:

Pekerja syarikah Saudi adalah anak-anak muda usia 20-an.

Mereka tegap, energik, berjalan cepat, sat-set, penuh semangat, dan bersuara lantang.

Sementara itu...

Banyak petugas haji Indonesia tampak berusia senja.

Berjalan lambat, seperti orang kelelahan. Tidak terlihat semangat kerja, apalagi semangat melayani.

Ini bukan soal usia semata, tapi soal daya tahan, kesiapan fisik, dan mentalitas pelayanan.

Sudah waktunya sistem rekrutmen petugas haji kita direformasi. Jangan jadikan reward berhaji sebagai motivasi. Petugas bukan jemaah tambahan — mereka adalah pelayan utama.

"Bela-Beli Saudi": Keberpihakan untuk Rakyatnya Sendiri

Di balik semua kemajuan ini, ada strategi yang jitu: Saudi memprioritaskan warga negaranya sendiri.

Anak muda lokal diberi pelatihan intensif.

Digaji 3–5 kali lipat dari upah biasa.

Diberi sertifikasi dan langsung diterjunkan ke lapangan.

Saudi benar-benar menabuh gendang “bela-beli dalam negeri” — bukan sekadar jargon, tapi eksekusi sistemik yang mengakar.

Dan dalam sejarah untuk pertamakalinya jamaah kami didorong kursi langsung oleh anak2 muda asli saudi, tentu dengan biaya 2-3 kali lipat kalau kita pakai jasa dari mukimin asing, karena tidak ada pilihan lain. Yg tersedia cuman anak2 muda Saudi asli yang tidak mempunyai pesaing dari mukimin asing.

Penutup: Haji Kini Bukan Sekadar Ibadah, Tapi Arena Global

Haji 2025 membuka mata kita:

Ini bukan sekadar ibadah massal.

Ini adalah manajemen mega-proyek.

Ini adalah panggung transformasi peradaban Islam.

Jika kita tidak berbenah, kita akan tertinggal.

Tanpa visa resmi dan kartu Nusuk — Anda tak bisa berhaji.

Tanpa kesiapan sistem dan mentalitas petugas — kita hanya akan jadi penonton di tanah suci sendiri.

Semoga catatan ini jadi bahan refleksi bersama.

Indonesia harus bersiap. Dunia Islam sedang berubah cepat. Arab Saudi telah melaju. Kita, mau ke mana?

_Mas Zaki Muslimin _

Saksi Lapangan Haji 2025 – Mekkah, Arab Saudi


Lainnya

Cookie Consent


Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.

Terima & Lanjutkan

Perlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR