Dalam ibadah haji, ada sebuah tahapan penting yang disebut Tarwiyyah, yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Tarwiyyah merupakan persiapan dan persinggahan pertama sebelum jamaah menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf pada 9 Dzulhijjah. Hari Tarwiyyah menjadi momen khusus di mana jamaah disunnahkan untuk berangkat dari Makkah menuju Mina dan bermalam di sana.
1. Sejarah dan Sunah Tarwiyyah
Tarwiyyah berakar dari tradisi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan riwayat, Rasulullah SAW berangkat dari Makkah ke Mina pada 8 Dzulhijjah dan menghabiskan malam di sana sebelum menuju Arafah. Dalam ibadah haji, melaksanakan amalan yang dicontohkan Nabi, seperti Tarwiyyah, adalah bagian dari mengikuti sunah yang dianjurkan. Jamaah yang meneladani jejak Rasulullah dalam melakukan Tarwiyyah dipercaya akan mendapat keutamaan dalam ibadah hajinya.
2. Mempersiapkan Fisik dan Mental
Hari Tarwiyyah berfungsi sebagai momen persiapan, di mana jamaah dapat memperkuat kondisi fisik dan mental mereka. Melakukan perjalanan ke Mina dan bermalam di sana memberikan kesempatan untuk beristirahat sebelum puncak ibadah di Arafah, yang memerlukan kekuatan fisik dan energi yang besar. Tarwiyyah membantu jamaah agar lebih siap dalam menjalani rangkaian ibadah berikutnya, termasuk bermalam di Muzdalifah dan pelaksanaan lempar jumrah di Mina.
3. Menjalin Kedekatan Spiritual
Selain sebagai persiapan fisik, Tarwiyyah juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Pada hari ini, jamaah disunnahkan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan renungan sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT. Melalui kegiatan ini, jamaah dapat merenungi makna dari ibadah yang sedang mereka jalani serta memperkuat niat untuk beribadah dengan ikhlas demi meraih ridha Allah. Tarwiyyah mengingatkan bahwa perjalanan haji bukan sekadar fisik, tetapi juga proses spiritual untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
4. Mengikuti Alur Ibadah Sesuai Sunah
Tarwiyyah juga berperan dalam mengatur alur ibadah haji agar lebih tertib dan mengikuti tuntunan sunah. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan yang disarankan seperti berangkat ke Mina pada 8 Dzulhijjah dan bermalam di sana, jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih teratur. Hal ini menghindarkan jamaah dari terburu-buru saat menuju Arafah, sehingga ibadah dapat dilakukan dengan lebih khusyuk dan mendalam.
5. Kebersamaan dan Rasa Ukhuwah
Bermalam di Mina dalam rangka Tarwiyyah juga menjadi momen berharga bagi jamaah untuk membangun ukhuwah dan kebersamaan. Jamaah akan saling bertemu dan berbagi pengalaman, yang memperkuat ikatan sesama muslim dalam perjalanan haji ini. Hal ini tidak hanya menambah kekhusyukan ibadah, tetapi juga menciptakan suasana penuh solidaritas, di mana jamaah saling mendukung satu sama lain dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Tarwiyyah bersama KBIHU dan Bimbingan Profesional
Di berbagai lembaga bimbingan haji, termasuk KBIHU MAQDIS, kegiatan Tarwiyyah menjadi bagian dari program bimbingan ibadah. Dengan pendampingan yang profesional, jamaah dipandu untuk menjalani Tarwiyyah sesuai tuntunan dan sunah, sehingga dapat memperdalam makna spiritual ibadah haji mereka. Layanan seperti ini memberi kesempatan bagi jamaah untuk lebih memahami setiap tahap haji dengan mendalam dan menjalaninya sesuai dengan tradisi yang diajarkan oleh Rasulullah.
Tarwiyyah bukan sekadar bagian dari rangkaian ibadah haji, tetapi sebuah momen penuh makna yang mengajak jamaah untuk bersiap secara fisik, mental, dan spiritual. Melalui Tarwiyyah, jamaah diingatkan bahwa setiap langkah dalam haji adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menyempurnakan ibadah.